Jumat, 02 Juli 2010

biaya pendidikan anak sejak dini

Rumus biaya pendidikan anak
Oleh: Eko Endarto di kutib dari B.I
Hiruk pikuk ujian nasional telah usai. Kesibukan saat ini berganti dengan acara "boros ria" mulai dari mengajak anak liburan, membeli hadiah-hadiah, berbelanja kesenangan anak, dan sebagainya.

Namun, sebagai orang tua mestinya ada hal lain yang menjadi pikiran mereka. Tahun ajaran baru berarti dana pendidikan baru, dan itu artinya menguras dana, pikiran, dan tenaga. Mungkin harus menjebol tabungan, mencairkan investasi atau malah harus utang.

Setiap tahun, kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan ini selalu saja terjadi. Mulai dari keributan mencari sekolah, persiapan semua keperluan sekolah, dan tentu saja yang paling terpenting biaya sekolah yang setiap tahun harus diakui selalu saja naik.

Mungkin artikel ini sudah agak telat untuk membahas tentang besarnya biaya pendidikan, karena dana yang besar itu sudah harus ada. Namun, sebenarnya biaya pendidikan bukan hanya kegiatan 1 tahunan, tetapi persiap-an jangka panjang. Maka kalaupun tahun ini berat, seharusnya di jenjang pendidikan lebih tinggi kelak sebaiknya tidak lagi terjadi.

Perencanaan adalah yang utama. Sepertinya saran ini selalu klise. Namun, percaya atau tidak, banyak sekali keluarga yang tidak melakukannya walaupun mereka mengerti hal ini. Seperti setiap orang tahu kebersihan itu baik, tetapi tidak semua juga melakukan hal itu.

Biaya pendidikan memang selalu meningkat. Sebagian orang mengantisipasinya dengan sikap pasrah dan mengatakan, "nanti kalau waktunya sampai, pasti ada aja uangnya."

Sikap ini tidak salah, menunjukkan kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi. Namun, kalau tepat juga tidak. Sebab kalau kita meng-inginkan yang terbaik memang harus direncanakan.

Banyak anak tidak bisa mencapai cita-citanya karena ketidaksiapan orangtuanya. Kalau dibilang tidak mampu mungkin benar karena uang masuk sekolah yang besar itu harus tersedia kurang dari 2 tahun persiapannya. Namun, kalau mereka mempersiapkannya 10 atau 15 tahun sebelumnya seharusnya bisa.

Dana sebesar Rp150 juta bila disiapkan dalam 2 tahun membutuhkan dana Rp75 juta per tahunnya. Namun, kalau 15 tahun hanya dibutuhkan Rp10 juta per tahun. Pemilihan produk investasi juga menjadi perhatian penting dalam proses pencapaian tujuan biaya pendidikan ini.

Banyak orang merasa aman setelah mereka memilih satu produk investasi yang menempelkan kata-kata pendidikan di belakangnya. Asuransi pendidikan, tabungan pendidikan, dan sebagainya.

Tindakan yang dilakukan tidak salah. Namun untuk tepat sepertinya tidak juga. Sebab kalau kita mau jujur memperhatikan, dana pendidikan yang digelontorkan pada saat anak kita masuk ke jenjang pendidikan tersebut sebagian besar tidak cukup untuk membayar biaya masuk ke sekolah yang dituju.

Atau hasil investasi di tabungan pendidikan ternyata sama sekali jauh dari biaya yang diso-dorkan pihak sekolah sebagai syarat untuk masuk ke sekolah tersebut. Jadi apa yang salah?

Kalau kita sedikit kembali ke pembahasan saya sebelumnya, ternyata selama ini kita hanya menabung bukan berinvestasi. Kenaikan biaya produk investasi yang kita pilih ternyata tidak setinggi kenaikan biaya pendidikan. Jadi ya tetap saja tujuan tidak optimal tercapai.

Asuransi pendidikan

Banyak cara yang bisa digunakan oleh orangtua untuk mempersiapkan biaya pendidikan. Seperti yang telah diungkapkan pada awal. Umumnya ada dua produk yang amat dikenal oleh masyarakat karena kebetulan menempelkan kata pendidikan di belakang produknya. Yaitu produk tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan.

Tabungan pendidikan dibentuk oleh pihak perbankan. Biasanya kelebihan berupa imbal hasil yang lebih tinggi dari tabungan biasa dan tanpa adanya biaya administrasi menjadi "iming-iming" produk ini.

Namun, saat ini sangat jarang produk tabung-an pendidikan yang memberikan bunga atau bagi hasil yang fixed sehingga bisa jadi di saat bunga pasar yang melemah kita harus menambah setoran agar hasil akhir tidak terlepas.

Asuransi pendidikan memberi alternatif berbeda. Kepastian nominal pada tiap tahunnya adalah kelebihan produk ini. Belum lagi ditambah dengan adanya proteksi; sepertinya produk ini bisa sebagai pilihan alternatif. Namun, besaran premi yang cukup besar kadangkala menjadi kendala; walaupun besar atau tidak tetaplah relatif untuk semua orang.

Untuk itu ada baiknya kita mencoba untuk membuat ilustrasi kedua produk tersebut. Kita ambil suatu contoh: Diana adalah anak dari Pak Dany (30) yang saat ini baru berusia 1 tahun. Sesuai dengan jenjang wajar pendidikan yang akan dia tempuh, Diana akan memasuki jenjang pendidikan sebagai berikut :

Sebagai asumsi tambahan; misalnya biaya pendidikan saat ini dan perkiraan saat Diana masuk di tiap jenjang pendidikan yang rencananya dipilih pak Dany untuk kebutuhan pendidikan Diana adalah sebagai berikut:

Asumsi kenaikan biaya pendidikan fixed 12% per tahun. Nah, itu adalah gambaran berapa besar biaya yang dibutuhkan oleh Pak Dany guna kebutuhan anaknya kelak. g.p